Ini rangkuman tentang perkembangan Islam pada masa pembaharuan. Udah dirangkum tetep aja banyak, selamat membaca deeeh :)
PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA PEMBAHARUAN
1.
Kemunduran Umat Islam
Dinasti Abbasiyah di Baghdad runtuh karena serangan tentara
Mongol sehingga kekuatan politik Islam mengalami kemunduran dan wilayah
kekuasaannya terpecah menjadi kerajaan kecil yang saling memerangi.
Keadaan politik umat Islam mulai muncul
kemajuan setelah muncul Kerajaan Turki Usmani di Turki, Kerajaan Mughal di
India dan Kerajaan Safawi di Persia (Iran).
Puncak kemajuan Kerajaan Usmani terjadi pada
masa pemerintahan Sultan Sulaiman Al-Qanuni, Kerajaan Mughal pada masa pemerintahan Sultan Akbar, Kerajaan
Safawi pada masa pemerintahan Abbas I. Setelah masa raja besar itu,
kerajaan-kerajaan tersebut mengalami kemunduran di abad ke-18 M dan Eropa Barat
mengalami kemajuan.
Kelemahan kerajaan-kerajaan Islam tersebut
menyebabkan Eropa dapat menjajah negeri-negeri Islam dengan mudah.
Penyebab Kemunduran Umat Islam:
·
Perubahan sistem pemerintahan Islam dari sistem
kekhalifahan menjadi kerajaan
·
Pertentangan mazhab-mazhab dalam Islam sehingga
menyebabkan perpecahan karena tidak sependapat
·
Masuknya adat istiadat dan ajaran-ajaran yang
tidak ada dalam Islam ke dalam keyakinan Islam,
sehingga membuat umat Islam mempercayai suatu hal yang beberapa tidak sesuai dengan ajaran Islam yang sesungguhnya
sehingga membuat umat Islam mempercayai suatu hal yang beberapa tidak sesuai dengan ajaran Islam yang sesungguhnya
·
Keyakinan umat Islam bahwa pintu ijtihad telah
tertutup
2.
Penjajahan Barat Terhadap Islam
Perekonomian bangsa Eropa mulai maju karena
mereka menemukan daerah-daerah baru terbuka baginya sehingga dapat memperoleh
kekayaan dari daerah baru yang mereka temukan. Selain itu juga adanya penemuan
dalam bidang ilmu pengetahuan. Kemajuan Eropa melampaui kemajuan Islam yang
mengalami kemunduran.
Bangsa Eropa pada awalnya memasuki India dan
pada saat itu Kerajaan Mughal berada pada masa kejayaan. Inggris dan Belanda
mendapatkan izin untuk menanamkan modal dan mulai berusaha menguasai India.
Tahun 1857 M, Kerajaan Mughal dikuasai penuh oleh Inggris dan wilayah Asia
Tenggara yang lain mulai dikuasai juga oleh bangsa Eropa.
Bangsa Eropa mulai menguasai Turki dan
wilayah Timur Tengah ketika Turki Usmani kalah dalam pertempuran Wina dan kalah
di setiap pertempuran sehingga wilayah kekuasaannya memisahkan diri satu
persatu. Hal itu membuat bangsa Eropa mulai berani untuk menjajah dan menguasai
Timur Tengah.
3.
Latar Belakang Gerakan Modernisasi (Tajdid)
Islam
Masa pembaharuan adalah periode yang dialami
umat Islam setelah menyadari bahwa kolonialisme yang dilakukan bangsa Barat
hanya melahirkan kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan bagi Islam.
Gerakan modernisasi diawali dari keheranan
umat Islam setelah Mesir dikuasi tentara Prancis. Kemudian upaya-upaya untuk
membebaskan daerah-daerah Muslim mulai dilancarkan.
Kekalahan Mesir mendorong umat Islam untuk
memajukan diri menghadapi kemajuan pesat bangsa Barat agar tidak diremehkan dan
selalu menjadi yang tertindas.
4.
Perkembangan Gerakan Modernisasi Islam
Banyak tokoh-tokoh yang berjuang untuk
memurnikan ajaran Islam dengan slogan “Kembali kepada Al-Qur’an dan Al Hadist,
yaitu:
a. Syah Waliyullah (1703 – 1762 M)
a. Syah Waliyullah (1703 – 1762 M)
Lahir di Delhi, 21 Februari 1703 M. Syah
Waliyullah adalah seorang guru dan pengarang. Buku-bukunya yaitu Hujjatullah
Al-Balighah, Fayud Al-Haramain, Al-Fauzul Kabir fi Usulit-Tafsir.
Ide pemikiran tentang penyebab kemunduran
umat Islam adalah:
- Perubahan sistem pemerintahan Islam dari sistem
kekhalifahan menjadi kerajaan
- Perpecahan yang ditimbulkan aliran-aliran dan
mahzab-mahzab dalam Islam
- Masuknya adat istiadat dan ajaran-ajaran bukan
Islam ke dalam keyakinan umat Islam
b. Muhammad bin Abdul Wahab (1703-1787 M)
Muhammad bin Abdul Wahab adalah seorang
ulama besar dan juga pengarang buku tentang Islam. Salah satu bukunya adalah
Kitab At-Tauhid yang isinya tentang pembeantasan syirik, khufarat, takhayul dan
bid’ah yang terdapat di kalangan umat Islam dan mengajak umat Islam agar
kembali pada ajaran tauhid yang murni. Gerakan yang dilakukan untuk
merealisasikan pemikiran bahwa pintu ijtihad masih terbuka dan penentangan
terhadap taqlid buta adalah dengan menghacurkan makam keramat, melarang ziarah
kubur.
Gerakan Abdul Wahab lebih dikenal dengan
Gerakan Wahabi atau Gerakan Muwahidun.
Pemikiran Abdul Wahab:
- Hanya Al-Qur’an dan hadist yang merupakan sumber
asli ajaran Islam, sedangkan pendapat ulama bukan sumber hukum Islam.
- Taqlid pada ulama tidak dibenarkan
- Pintu ijtihad tetap terbuka dan tidak tertutup
c. Al-Tahtawi (1801 – 1873 M)
Al-Tahtawi pernah menyerukan agar umat Islam
tidak hanya mementingkan urusan akhirat, tetapi juga harus mementingkan urusan
dunia agar tidak dijajah bangsa lain.
Pemikiran Al-Tahtawi:
- Ajaran Islam tidak hanya mementingkan akhirat
tetapi juga kehidupan dunia
- Kekuasaan raja yang absolute harus dibatasi oleh
syariat, raja harus bermusyawarah dengan ulama dan kaum intelektual
- Pendidikan bersifat universal (untuk semua dan
bebas tidak memandang perbedaan)
- Umat Islam harus dinamis dan tidak statis
d. Jamaluddin Al-Afghani (1893 – 1897 M)
Jamaluddin Al-Afghani diangkat menjadi
Perdana Menteri di Afghanistan dan karena persoaln politik di Mesir, Al-Afghani
pergi ke Prancis lalu mendirikan Ar-Urwatul Wutsqa yang bertujuan untuk
memperkuat persatuan muslim, membela dan mendorong umat Isla untuk mencapai
kemajuan.
Al-Afghani pergi ke Istambul (Turki) atas
undangan Sultan Abdul Hamid untuk menyusun strategi menentang kolonialisme
Barat disana. Meskipun sangat anti imperialisme Eropa, ia mengagumi pencapaian
ilmu pengetahuan Barat dan menganggap tidak ada kontradiksi antara Islam dan
ilmu pengetahuan. Gagasannya mendirikan sebuah Universitas yang khusus
mengajarkan ilmu pengetahuan modern di Turki ditentang para ulama.
Pemikiran-pemikiran Al-Afghani :
- Umat Islam harus kembali kepada ajaran agamanya
yang murni dan memahami Islam dengan rasio dan kebebasan sehingga kejayaan
dapat diraih lagi dan juga mamu menghadapi dunia modern
- Kaum wanita juga harus maju dan bekerja sama
dengan pria untuk mewujudkan masyarakat Islam yang dinamis dan maju
- Kepemimpinan otokrasi diubah jadi demokrasi
- Ajaran Pan-Islamisme harus diwujudkan karena
persatuan dan kerjasama seluruh umat Islam sangat penting untuk membuat Islam
kembali berjaya
- Perlunya interpretasi Al-Qur’an dan hadist yang
baru karena setiap zaman itu berbeda sehingga pintu ijtihad harus dibuka lebar
e. Muhammad Abduh (1847 – 1905 M)
Muhammad Abduh mengajar di Al-Azhar dan
menjabat rektor dan aktif menulis di surat kabar Al-Ahram.
Ide-ide pembaharuan Muhammad Abduh:
- Pembukaan pintu ijtihad karena merupakan dasar
penting menafsirkan ajaran Islam
- Menghargai akal karena Islam adalah agama
rasional yang sejalan dengan akal dan akan membuat ilmu pengetahuan menjadi
maju
- Kekuasaan negara dibatasi konstitusi
- Memodernisasi sistem pendidikan di Al-Azhar
f. Muhammad Rasyid Rida (1865 – 1935 M)
Muhammad Rasyid Rida adalah murid Muhammad
Abduh. Setelah mempelajari kelemahan masyarakat muslim pada masanya, Muhammad
Rasyid Rida menyimpulkan bahwa kelemahan itu karena umat Islam cenderung
mengikuti trades secara buta (taqlid), minat yang berlebihan terhadap dunia
sufi dan berhentinya pemikiran ulama yang mengakibatkan timbulnya kegagalan
dalam mencapai kemajuan bidang sains dan teknologi.
Muhammad Rasyid Rida membedakan antara
masalah peribadatan dan muamalah. Menurutnya, Al-Qur’an dan hadist harus
dilaksanakan dan tidak berubah meskipun situasi berubah dan berkembang.
Kemudian masalah yang lain adalah pelaksanaan dasar-dasar yang telah diberikan
Allah kepada manusia adalah untuk menentukan dengan akal pikiran dan melihat
situasi yang dihadapi sepanjang tidak menyimpang dari ajara Islam.
Di bidang pendidikan, Rasyid Rida menghimbau
dan mendorong umat Islam untuk menggunakan kekayaan bagi pembangunan lembaga
pendidikan lalu berupaya memajukan ide pengembangan kurikulum dengan muatan
ilmu agama dan umum.
Di bidang politik, Rasyid Rida menyerukan
umat Islam agar bersatu kembali di bawah satu keyakinan, satu sistem moral,
satu sistem pendidikan, dan tunduk dalam satu sistem hukum dalam satu kekuasaan
yang berbentuk negara yang berbentuk khilafah.
g. Muhammad Iqbal (1873 – 1938 M)
Muhammad Iqbal yang merupakan salah seorang
muslim pertama di India yang sempat mendalami pemikiran barat modern dan
mempunyai latar belakang pendidikan yang bercorak tradisional Islam. Karya
utamanya adalah buku yang berjudul The Reconstruction of
Religious Thought in Islam (Pembangunan Kembali Pemikiran Keagamaan
dalam Islam). Muhammad Iqbal mengungkapkan kembali pemikiran agama Islam dalam
bahasa modern untuk generasi muslim yang baru.
h. Sayyid Qutub dan Yusuf Al-Qardawi (1906
– 1966 M)
Al-Qardawi
menekankan perbedaan modernisasi dan pembaratan yaitu modernisasi bukan berarti
upaya pembaratan dan memiliki batasan dalam memanfaatkanp ilmu pengetahuan
modern dan penerapan teknologi. Islam terbuka untuk menerima ilmu pengetahuan
dan teknologi.
i. Sir Sayid Ahmad Khan (india 1817-1898)
Sir
Sayid Ahmad Khan menyerukan saintifikasi masyarakat muslim. Ia melihat ada kekuatan
yang dapat membebaskan ilmu pengetahuan dan tekhnologi modern yaitu penjelasan
mengenai suatu peristiwa dengan sebab-sebabnya yang bersifat fisik materiil. Ahmad
Khan harus membebaskan kaum muslim dengan melenyapkan unsur yang tidak ilmiah
dari pemahaman terhadap Al Qur’an. Upayanya adalah dengan menciptakan metode
baru penafsiran Al Qur’an. Hasilnya adalah teologi yang memiliki karakter atau
sifat ilmiah dalam tafsir Al Qur’an
5.
Rumusan pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia
oleh Ahmad Dahlan :
-
Mengembalikan ajaran Islam sesuai dengan
ketentuan Al-Qur’an dan sunnah
-
Menjadikan ajaran Islam sebagai landasan
pemberdayaan sosial
-
Kebangkitan umat Islam melalui pendidikan yang
tidak memisahkan antara agama dan ilmu
pengetahuan
pengetahuan
-
Dalam politik harus anti dan menentang
penjajahan, imperialism dan kolonialisme
6.
Bukti kebangkitan dan kemajuan Islam pada masa
pembaharuan
a. Turki
Pemerintahan Sultan Muhammad II (1785 – 1839 M), dilakuka
upaya:
- Modernisasi bidang pendidikan dengan memasukkan
kurikulum pengetahuan umum pada lembaga-lembaga pendidikan Islam
- Mendirikan lembaga pendidikan “Mektebi Ma’arif”
untuk mencetak tenaga ahli bidang administrasi dan membangun “Mektebi Ulumi
Idebiyat” untuk mencetak tenaga ahli penerjemahan
b. India
Muncul cendekiawan muslim berpikiran modern yang melakukan
usaha agar umat Islam menguasai IPTEK yaitu Syekh Waliyullah, Sayid Ahmad Khan,
Muhammad Ali Jinnah, dan Abdul Kalam Azad
c. Mesir
Pemerintahan Muhammad Ali (1805 – 1849 M) Mesir mengirim
mahasiswa untuk mempelajari IPTEK ke Prancis dan setelah kembali ke Mesir
mereka diminta mengajar di berbagai perguruan tinggi.
Bidang kebudayaan Mesir juga berkembang, yaitu arsitektur,
sastra dan seni kaligrafi yang berkembang cepat ke seluruh dunia.
7. Manfaat
Sejarah Islam Pada Masa Pembaharuan
- Sabar dan
menanamkan sikap jihad yang sesuai dengan ajaran islam (Al-Qur’an dan Hadist)
- Sebagai
sumber inspirasi untuk mempersatukan umat Islam
- Sebagai
motivasi diri untuk masa depan
- Membangun
masa depan yang lebih baik
Nilai-nilai
positifnya adalah nilai persatuan, solidaritas, pembaruan, jihad, dan
kemerdekaan.
8.
Pengaruh Gerakan Modernisasi Islam di Indonesia
Terbentuknya organisasi sosial keagamaan yang menandakan
tumbuhya benih nasionalisme modern.
Cita-cita gerakan modernisasi Islam di Indonesia:
·
Bidang Akidah :
Melakukan gerakan pemurnian ajaran Islam dari paham yang tidak sesuai dengan Islam
·
Bidang Politik :
Membebaskan Indonesia dari penjajah
·
Bidang Pendidikan : Melakukan perubahan kurikulum pendidikan dan memadukannya dengan pendidikan modern
·
Bidang Ekonomi :
Melakukan perubahan ekonomi rakyat Indonesia, karena banyak yang
miskin karena penjajahan
Kalau menurutku sih, ilmu pengetahuan itu penting, dunia selalu berkembang dan selalu ada sesuatu hal yang baru. Tetapi, kita juga harus memilah-milah sesuai dengan ajaran Islam terutama dalam bidang budaya, politik. Kalu ilmu pengetahuan mungkin masih bisa sesuai dengan Islam, hanya pandanganya saja yang berbeda yaitu secara ilmiah dan agama.
Bila terjadi perbedaan pendapat hendaknya dapat disepakati menurut ajaran Islam dalam Al-Qur'an dan hadist. Setiap orang memang memiliki pendapat yang berbeda tetapi selalu ada kemungkinan bahwa setiap perbedaan itu terdapat satu kesepakatan dalam menyelesaikan suatu masalah. :)
Bila terjadi perbedaan pendapat hendaknya dapat disepakati menurut ajaran Islam dalam Al-Qur'an dan hadist. Setiap orang memang memiliki pendapat yang berbeda tetapi selalu ada kemungkinan bahwa setiap perbedaan itu terdapat satu kesepakatan dalam menyelesaikan suatu masalah. :)